Positiv Thinking:RizVED

Senin, 07 Februari 2011

Positiv Thinking


Status senior junior pada dasarnya adalah isi dari sebuah wadah perkumpulan sebuah organisasi atau namana lainnya lembaga, dan wadah-wadah ini tidak sedikit dalam lingkungan kita,yang membedakannya hanyalah yang mana duluan masuk maka itulah yang disebut senior walaupun ada juga junior yang umurnya lebih tua tetap ia disebut junior. maka jangan heran antar wadah ini kerap memiliki beda faham sehingga kerap memunculkan permusuhan. Padahal kalau dicermati dan ingin menguras sedikit otak dari para pelaku untuk berpikir dan tidak memutuskan sesuatau dari satu sudut pandang saja melainkan dari lingkar sudut pandang maka akan ditemukan sebuah kebenaran dan kesamaan. Bukan perbedaan yang saling tuding dan akhirnya tercipta permusuhan, karena pada hakekatnya kebencian yang berakhir pada permusuhan itu 90% lahir dari kesalah fahaman yang kemudian diolah mendaji sebuah kesalahan fatal. Halnya Ketika saya sedikit mengintip fenomena dalam wadah-wadah ini, hal yang paling mengelikkan yang sempat terlintas dalam otak saya ketika melihat sang junior harus menjadi “sang pewaris”, wariasan yang saya maksud disini bukan suatu “Tahta bemahkota bukan juga harta yang berlimpah”, tapi sebuah “DENDAM dan KEBENCIAN”. Entah sejak kapan dendam dan kebencian itu tercipta, tapi yang saya tau kebencian itu dimodifikiasi sedemikian dan semenarik mungkin agar sang senior dengan mudahnya menobatkan tahta kebencian pada juniornya yang tak tau apa-apa.

Berdasarkan pengalaman saya sebagai penulis melihat begitu banyak teknik dan trik yang digunakan, termasuk mendobrak paradigma junior,menawarkan hal-hal menarik pada junior yang mungkin sifatnya hanya sementara, ada juga dengan menjelek-jelekkan keadaan dari wadah lain, menekan bahkan sampai ada yang tidak segan-segan mengancam juniornya demi sebuah simpati. Dan ketika sang junior tak lagi mampu berpikir secara rasional dia dengan mudahnya mengikuti apa kata seniornya, padahal ia tak faham apakah ada jaminan pasti pada dirinya kedepan ataukah hanya sebagai objek adu-domba, dilarang ini dilarang itu dengan alasan merugikan sang junior, padahal bukankah kita sebagai manusia dituntut untuk mencari-cari ilmu sebanyak-banyaknya, membandingkan ilmu dari berbagai sumber, dan ketika kita dilarang mengambil ilmu di tempat lain bagaimana mungkin kita biasa membedakan baik buruknya dan merangkum manfaatnya. dan jika benar apa yang di larang sang senior benar-benar buruk pastilah kita sendiri yang harus memutuskan untuk tidak melanjutkan dan menjadikan sebuah pembelajaran, tapi kalau nyatanya itu lebih baik dan banyak keungtungannya! Yang rugi sekarang posisi senior ataukah junior?…….

Kembali kepermaslahan ketika saya sebagai penulis mengambil sudut pandang sebagai junior dan senior , saya saya benar-benar merasa tertantang ketika ingin menguji dua metode yang pernah dipakai dalam hubungan senior junior. Metode pertama: yaitu dengan otoriter, merasa selau benar, menobatkan diri sendiri diatas kasta, ingin selalu dihormati. Metode kedua: yaitu tegas tapi bersikap kelemah lembut, lebih menghormati juniornya. Nan hasinya sungguh-sungguh dalam perkiraan saya, menggunakan metode pertama hanya melahirkan kebencian, dendam, dan ketakuatan yang teselimuti PPS (pura pura senyam) terlihat akrab dan sopan tapi tidak tulus dari dalam hati. Metode kedua saya melihat terlahir sebuah hubungan yang benar-benar tulus bukan lagi sebagai senior –junior melainkan kaka-adik, akan lahir rasa keseganan dari persaudaraan. Mari kita saling intropeksi diri, jangan cepat mengambil keputusan saya benar kamu salah ataupun sebaliknnya, ataupun berprasangka buruk kepada sesama....just positiv thinking menjadikan pribadi yang akan selalu ceria dan terus tersenyum...
Share on :

0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright RizVED 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all